Halo, pembaca setia Tech in Asia Indonesia! Rubrik ide bisnis menarik mingguan kembali hadir ke tengah-tengah kamu dengan berbagai hal menarik yang saya kumpulkan dari seluruh dunia. Kumpulan ide-ide ini diharapkan dapat menginspirasi kamu yang ingin merintis sebuah usaha sendiri dengan memanfaatkan bantuan teknologi.
Pada edisi minggu ini, saya berhasil mengumpulkan beberapa ide usaha, mulai dari startup penyedia kursus mengemudi online hingga pembuat perangkat penghemat energi dengan teknologi IoT. Simak langsung ulasannya berikut ini!
AceAble
Ide: Kursus mengemudi online
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami kegagalan saat melakukan tes mengemudi, baik itu pada tes tertulis maupun tes praktik. Bagi kita yang kurang familier dengan berbagai rambu dan marka jalan, mungkin untuk menghafalnya akan butuh waktu.
Startup asal Austin, Texas ini berusaha menghadirkan solusi yang akan memungkinkan peserta kursus untuk dapat lulus ujian mengemudi. AceAble telah menolong lebih dari 300.000 penggunanya untuk lulus ujian mengemudi dengan kursus mengemudi online yang mereka rancang.
Setelah berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$4 juta (sekitar Rp54 miliar) pada bulan September 2016, startup ini juga berencana untuk mengembangkan bisnis kursus mereka ke berbagai industri yang memerlukan sertifikasi internasional, seperti real estate, corporate HR, keperawatan, dan keamanan makanan (food safety). Konsep kursus online seperti ini rasanya berpotensi menjadi sangat menarik di Indonesia, mengingat sibuknya masyarakat dengan aktivitas mereka sehingga tidak sempat untuk mengikuti kursus secara fisik.
Vertebrae
Ide: Monetisasi konten virtual reality
Setelah berhasil di media cetak, online, dan video, kini para kreator mulai melirik tren baru penyajian konten — virtual reality. Hingga kini, belum ada platform tersendiri yang memfasilitasi para kreator dan penerbit untuk melakukan monetisasi terhadap konten yang mereka buat. Vertebrae adalah sebuah startup asal Los Angeles yang akan membantu para pembuat konten VR untu memonetisasi karya mereka.
Founder dari Vertebrae pertama kali mengumumkan startup ini pada September 2016, bersamaan dengan kabar pendanaan Seri A yang mereka dapatkan sebanyak US$10 juta (sekitar Rp133 miliar). Vertebrae memiliki sebuah platform beriklan di virtual reality yang terintegrasi dengan ekosistem VR.
Startup ini juga memberikan penggunanya berbagai tool distribusi dan analytic yang akan memungkinkan para kreator dan penerbit untuk memonetisasi konten mereka secara efektif.
Checkr
Ide: Uji latar belakang untuk pekerja lepas
Kini semakin banyak startup yang menyediakan layanan on-demand bagi penggunanya. Baik dari layanan antar jemput barang, transportasi online, hingga pengelolaan properti. Tetapi tidak banyak yang menyadari, bahwa layanan seperti yang dihadirkan Checkr ini sangatlah penting untuk menjaga kualitas pelayanan.
Startup ini berhasil melihat peluang dari sharing economy yang dipenuhi oleh banyak pekerja lepas dengan menawarkan sebuah pengujian latar belakang bagi mereka. Uji latar belakang ini sama seperti yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan tradisional, namun dapat bekerja lebih cepat dibanding dengan kompetitornya tersebut.
Hingga kini, Checkr telah menjadi andalan beberapa startup besar dunia, seperti Uber, Handy, Instacart, dan GrubHub. Waktu pengujian latar belakang dapat menjadi sangat relatif, dari yang hanya memerlukan waktu beberapa jam, hingga ada yang mengambil waktu berhari-hari sebelum hasilnya dapat kamu lihat.
Hal-hal yang biasanya mereka cek antara lain: Alamat, data catatan kepolisian, verifikasi nomor kependudukan, dan banyak lagi — termasuk catatan kriminal dan terorisme.
Penpal Schools
Ide: Sahabat pena online
Jika kamu adalah generasi 80 atau 90-an, mungkin kamu cukup familier dengan istilah sahabat pena. Ya, jauh sebelum media sosial lahir, inilah salah satu cara kita untuk mendapatkan teman dari berbagai daerah atau luar negeri.
Sahabat pena akan saling bertukar gagasan melalui surat yang mereka kirimkan. Konsep ini menjadi unik karena PenPal Schools berusaha untuk mengubahnya menjadi sebuah wahana belajar anak yang berbeda kultur dan pendidikan.
Startup ini memungkinkan penggunanya mendapatkan kesempatan untuk mengenal teman baru yang ada di berbagai belahan bumi. Mereka akan saling bertukar pikiran dan gagasan selama enam minggu untuk mempelajari budaya dan tantangan yang mereka hadapi, baik secara regional maupun secara global.
Penpal Schools berhasil mendapatkan Global Ed Tech Awards pada tahun 2016 dan kini telah sampai ke tahap akhir pendanaan tahap awal (seed round).
CURB
Ide: Menghemat penggunaan listrik dengan IoT
Tagihan listrik yang membengkak tiap bulannya memang bukan hal yang menyenangkan, terutama apabila kamu merasa tidak menggunakan banyak perangkat listrik di rumah. Walaupun sudah banyak perusahaan yang membuat berbagai perangkat pintar yang akan melengkapi rumahmu dengan bantuan teknologi, tetapi belum ada yang sepeduli CURB terhadap tagihan bulanan kamu.
CURB mengembangkan sebuah sistem rumah pintar yang terhubung dengan kotak sekring di rumah. Ini dilakukan untuk memonitor penggunaan listrik di rumahmu. Melalui data yang dikumpulkan oleh perangkat mereka, solusi IoT dari CURB dapat mengidentifikasi perangkat mana yang menggunakan listrik paling besar dan menghadirkan laporan penggunaannya secara akurat.
Selain itu, melalui aplikasi yang mereka kembangkan, pengguna dapat mengetahui berbagai tip untuk menghemat energi juga sebuah alarm apabila terjadi korsleting atau kerusakan yang terjadi pada kelistrikan di rumah.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
Komentar
Posting Komentar