Langsung ke konten utama

Andalkan Teknologi Sendiri, Platform Affiliate Marketing Idaff Raih Ribuan User


24COMMENTS
Affiliate Marketing | Ilustrasi
Salah satu cara untuk memasarkan sebuah barang adalah dengan meminta orang lain untuk mempromosikan barang tersebut, dan menjanjikan sejumlah komisi apabila barang tersebut terjual. Hal ini biasa disebut dengan istilah affiliate marketing.

Penggunaan affiliate marketing semakin menjamur di era digital seperti sekarang, karena semakin banyaknya media sosial yang bisa dijadikan media promosi. Hal ini memungkinkan seorang pegawai hingga ibu rumah tangga untuk dapat mendapat uang tambahan hanya dengan mempromosikan barang milik orang lain di FacebookTwitter, hingga Instagram.
Melihat fenomena tersebut, Sunil Tolani bersama tiga orang rekannya akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah platform affiliate marketing di tanah air dengan nama Idaff. Platform tersebut bisa menghubungkan seorang pembuat produk dengan orang-orang yang ingin mempromosikan barangnya.
Tak hanya itu, apabila ada seseorang yang ingin membeli barang yang dipromosikan tersebut, mereka juga akan “dibawa” untuk melakukan pembelian melalui platform Idaff. Uang hasil dari pembayaran tersebut kemudian akan dibagikan secara otomatis kepada pemilik barang dan orang yang mempromosikan, sesuai dengan persentase yang telah ditentukan sebelumnya.

Berawal dari sebuah ide di awal tahun 2015

Idaff Tim | Foto
Sunil Tolani (CEO, kiri), Ivan Kristianto (CTO, kedua dari kanan), dan Ahmad Mulyadi (CMO, kanan)
Menurut Sunil, ide pembuatan Idaff pertama kali muncul pada awal tahun 2015. Ia bersama Dee Ferdinand (COO), Ivan Kristianto (CTO), dan Ahmad Mulyadi (CMO), sempat beberapa kali mengubah bentuk dari platform Idaff sebelum kemudian meluncurkan versi beta pada bulan April 2016.
Sunil sendiri mengaku mendapatkan ide untuk membuat Idaff setelah melihat kesuksesan platform serupa bernama Clickbank. Sebelum membuat Idaff, Sunil bersama Dee dan Ivan sempat membuat sebuah agensi digital yang bernama Callibreworks.
Produk utama yang saat ini dijual di Idaff adalah produk-produk digital seperti video tutorial, musik, hingga desain. Begitu seorang pembeli melakukan pembayaran, mereka akan langsung mendapatkan tautan untuk mengunduh produk tersebut.
Idaff kini juga mulai memfasilitasi penjualan produk fisik seperti DVD hingga jamu. Koleksinya telah mencapai lebih dari 160 produk di platform mereka. Mereka mengambil komisi sekitar 10 hingga 15 persen dari setiap barang yang terjual.
“Dengan Idaff, kami ingin membantu pembuat konten digital dan produsen barang untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Di sisi lain, kami juga membantu orang-orang yang ingin mendapat uang dengan cara mempromosikan barang di dunia maya,” jelas Sunil kepada Tech in Asia.

Andalkan teknologi yang mereka buat sendiri

Idaff | Screenshot
Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa platform yang menghadirkan layanan serupa dengan Idaff, yaitu Ratakan dan Accesstrade. Namun menurut Sunil, platform lain tersebut mempunyai keterbatasan karena mereka memanfaatkan software yang dibuat oleh pihak ketiga.
“Sedangkan di Idaff, kami membuat seluruh platform kami sendiri. Hal itu memungkinkan kami untuk lebih fleksibel dalam menambah fitur dan terhubung dengan platform-platform lain” tutur Ivan, CTO dari Idaff.
Untuk memperkenalkan Idaff, Sunil mengaku kalau dirinya enggan jorjoran mengeluarkan uang untuk memasang iklan. Ia justru lebih memilih untuk masuk ke berbagai komunitas demi menemukan para pembuat konten digital yang berniat memasarkan produk mereka lewat Idaff.
“Saya percaya terhadap bisnis yang bisa bertahan dalam waktu yang lama dan menghasilkan keuntungan,” tutur Sunil.

Nilai transaksi mencapai miliaran rupiah

Idaff Produk | Screenshot
Contoh produk yang dijual di Idaff
Strategi yang dilakukan Idaff tersebut ternyata cukup berhasil untuk menarik pengguna. Hingga saat ini, mereka telah mempunyai belasan ribu pengguna—lebih dari setengahnya merupakan pengguna aktif. Selama enam bulan beroperasi, mereka juga telah memfasilitasi ribuan transaksi dengan total nominal miliaran rupiah.
Untuk menjalankan operasional mereka, Idaff mengaku kalau mereka telah mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) dari seorang angel investor pada akhir tahun 2015. Uang tersebut kemudian mereka gunakan untuk membangun platform Idaff dengan sekitar empat orang developer.
“Ke depannya kami ingin mengembangkan tim kami, baik dari sisi teknologi maupun marketing. Kami juga ingin menambah jumlah orang yang bertugas untuk menjangkau komunitas pembuat konten yang saat ini baru berjumlah sekitar lima orang,” pungkas Sunil.
(Diedit oleh Septa Mellina; Sumber gambar: AtulHost)

ABOUT ADITYA

Suka menulis perkembangan dunia startup dan teknologi. Pecinta buku biografi dan science fiction. Bisa diajak ngobrol lewat email aditya@techinasia.com atau Twitter @adheet_ya.

Komentar

Populer

Bedah Kantor #2: Serunya Berkunjung ke Kantor Lazada Indonesia!

0 COMMENTS   Lidya Novianti 8:56 PM on Aug 3, 2016 674         Selamat datang di seri artikel  Bedah Kantor ! Dalam seri ini kami akan mengajak kamu “berjalan-jalan” melihat suasana kantor yang asyik dan menarik!

[Update] Kumpulan Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari

9 COMMENTS   John Patrick Manuwu 8:00 AM on Jun 14, 2017 193         (Update 14 Juni 2017:  Kami menambahkan Tinder dan Vettery ke dalam daftar) Ketika kamu memiliki sebuah ide besar dan ingin mewujudkannya, apa yang pertama kali harus kamu lakukan? Pertama, kamu dapat membuat prototipe dan melakukan validasi awal kepada pengguna. Ketika prototipe tersebut mendapatkan traksi yang positif, maka kamu akan membutuhkan modal lebih dari investor. Di sini sebuah  pitch deck  dan presentasi yang bagus di depan investor dapat membuat banyak perbedaan.

Gandeng Penjual GPS, Trax Center Hadirkan Teknologi Tracking Kendaraan

5 COMMENTS       Aditya Hadi Pratama 6:06 PM on Dec 7, 2016 15                         Bekerja di bisnis otomotif selama lima tahun, mulai dari mengurus bengkel, rental mobil, hingga menjadi distributor  spare part , membuat Hendy Wijaya tahu banyak hal tentang seluk-beluk dunia tersebut. Menurutnya, ada satu bisnis di dunia otomotif yang kurang tergarap saat ini, yaitu layanan pelacakan kendaraan ( tracking ).

Bedah Kantor Touchten Games: Tempat Bekerja, Belajar, dan Bermain

1 COMMENT   Kemala Pratiwi 9:45 AM on Mar 4, 2017 0         Menjadi salah satu developer  game  terbesar di Indonesia bukanlah tujuan awal Anton, Roki, dan Dede ketika membuat  game  pertama mereka,  Sushi Chain , di tahun 2009. Seperti developer muda lainnya, tiga saudara ini membuat  Sushi Chain  karena  passion  dan kesukaan mereka terhadap  video game .

Penawaran Virtual Office (sewa kantor murah )

Puri botanical blok i  10 no.60,jl.Raya joglo.Jakarta barat. Marketing :Susanto sastronegoro (hp.087872252754;WA 085885163185) Menawarkan paket prodruk sbb: 1.Standar virtual office. Fasilitas :                              a.Alamat kantor (Business address) di Zona campuran sesuai zonasi RDTR DKI Jakarta. b.Pencantuman Telphone kantor dan fax kantor pada kepala surat perusahaan. c.Servis Manageman korespondensi  perusahaan yang dikelola oleh Resepsionis (client,surat2,forwarding  info,dll) d.fasilitas wifi,fc ringan,scan. e.Perjanjian kontrak Virtual Office. Harga kontrak Rp.500.000/bulan.

17 Robot yang Punya Bentuk dan Kemampuan Menyerupai Manusia

3 COMMENTS   Aditya Hadi Pratama 12:00 PM on May 5, 2016 143         Perkembangan teknologi saat ini, membuat beberapa produsen robot bisa membuat karya yang begitu mirip dengan manusia. Bahkan tak hanya berbentuk seperti manusia, mereka juga bisa bergerak, berbicara, dan menari. Robot-robot seperti itu biasa disebut dengan istilah  humanoid .

Solusi efektiv membuat surat keterangan domisili perusahaan (SKDP ) di DKI Jakarta yang murah.

Berdasarkan peraturan daerah DKI Jakarta peruntukan kantor tempat usaha harus menurut RDTR (Rancangan detail tata ruang ) ini adalah berupa peta zonasi DKI Jakarta,misalnya daerah perkantoran di dalam peta zonasi berwarna ungu,daerah campuran berwarna orange,daerah perumahan berwarna kuning,jalur hijau berwarna hijau dst,peta2 ini bisa di lihat di kantor2 kelurahan ataupun kecamatan.

Ide Startup Menarik Minggu Ini — 12 Juni 2017

0 COMMENTS   John Patrick Manuwu 3:45 AM on Jun 12, 2017 20         Halo, pembaca setia  Tech in Asia Indonesia ! Rubrik ide bisnis menarik mingguan kembali hadir ke tengah-tengah kamu dengan berbagai hal menarik yang saya kumpulkan dari seluruh dunia. Kumpulan ide-ide ini diharapkan dapat menginspirasi kamu yang ingin merintis sebuah usaha sendiri dengan memanfaatkan bantuan teknologi.

Virtual Account: Solusi Pembayaran Online Terbaik?

12 COMMENTS   John Patrick Manuwu 2:30 PM on May 19, 2017 684         Artikel ini dipersembahkan oleh:  Dengan demografis pengguna yang cukup beragam, baik  e-commerce ,  marketplace , dan toko  online  berlomba-lomba untuk menghadirkan metode pembayaran alternatif yang beragam guna mempermudah para penggunanya.

Y Combinator Membuka Pendaftaran Kelas Online Startup School untuk Umum

4 COMMENTS   Prahariezka Arfienda Satrianti 9:34 AM on Mar 8, 2017 21         Akselerator  startup   Y Combinator,  baru saja mengumumkan bahwa saat ini mereka membuka kelas  online  untuk program Startup School. Nantinya, para peserta akan mendapatkan materi perkuliahan yang disampaikan oleh para tokoh penting di industri teknologi, termasuk para lulusan Y Combinator juga.